Pernahkah kalian membaca puisi tersebut? Jika iya, siapa, ya, kira-kira pengaranganya? Yupz, betul sekali. Puisi tersebut berjudul “Aku Ingin”, salah satu karya penyair terkenal Indonesia, Sapardi Joko Damono. Sebagian dari pembaca pasti sudah tidak asing dengan Beliau, bukan?
Puisi “Aku Ingin” bermakna tentang seseorang yang begitu teramat mencintai kekasihnya. Dari puisi ini, penyair ingin menggambarkan bahwa cinta yang diberikan begitu tulus dan apa adanya. Meskipun menggunakan bahasa yang begitu sederhana, penyair mampu menyampaikan ungkapan maknanya dengan begitu dalam. Setuju, tidak?
Nah, berbicara tentang puisi, ternyata masih banyak sebagian pembaca yang notabene adalah penulis pemula menganggap bahwa menulis puisi adalah suatu hal yang tidak mudah. Banyak dari mereka beralasan sulitnya menulis puisi dilatarbelakangi oleh aturan-aturan puisi yang sifatnya mengikat, seperti adanya larik, terdapat rima serta harus bisa menggunakan diksi yang tepat. Permasalahan dalam menulis puisi yang dialami memang begitu kompleks. Tidak jarang dari mereka juga kesulitan menulis puisi karena faktor mood atau suasana hati.
Well..dalam penulisan karya apapun, mood atau suasana hati memang sangat berpengaruh, ya, tetapi, bukan berarti pembaca di sini tidak bisa berkarya. Tenang saja, mood adalah sesuatu yang bisa dikendalikan. Tentunya, diri sendiri lebih paham bagaimana cara mengatur suasana hati. Untuk kalian para pembaca yang sudah terbiasa menulis, mood bukan lagi menjadi alasan untuk tidak berkarya.
Nah…uraian di atas adalah permasalahan yang sering timbul saat akan memulai menulis puisi. Berikut ada se-fruit tips yang dapat dijadikan sebagai acuan pembaca di sini untuk memulai langkah menulis puisi. Jangan lupa disimak, ya.
a. Luruskan Tekat dan Niat
Tekat dan niat menjadi poin awal yang harus digarisbawahi oleh pembaca sebagai penulis pemula. Banyak orang ingin selalu terlihat produktif, ingin selalu aktif dalam dunia tulis menulis. Tetapi saat kertas dan pena sudah berada di depan mata, tekat serta niat itu luntur begitu saja. Tetapkan tekat untuk menulis puisi dengan tujuan yang positif, bukan semata-mata ingin mendapatkan penghargaan dari orang lain. Niatkan menulis puisi dengan tujuan membawa kebaikan bagi pembaca. Ingat, bahwa menulis puisi adalah bagian dari mengekspresikan suasana hati, bukan untuk menyenangkan hati.
b. Jangan menilai hasil karyamu sendiri
Jangan minder. Itu poin penting. Menilai hasil karya sendiri hanya akan membuat kalian merasa minder, selalu merasa “Wah,,kalau begini bagus tidak, ya?”. “Seandainya begitu, pembaca suka tidak, ya?” Pertanyaan-pertanyaan semacam itu hanya akan membuat penulis pemula menunda-nunda untuk menulis puisi. Ingat, sebagai seorang penulis tujuannya, ya, menulis. Jika selalu merasa ketakutan dan minder maka keinginan menulis akan hilang. Hasil puisi dinilai baik atau buruk itu adalah tugas bagi yang membaca puisi. Keep positif thingking.
c. Perbanyak membaca buku referensi
Memperbanyak membaca buku referensi adalah jalan ninja dari pembaca yang ingin memulai menulis. Jika dalam hal ini poin pentingnya adalah menulis puisi, maka referensi yang dibaca adalah hasil karya puisi. Dengan membaca puisi karya orang lain akan menambah wawasan para pembaca, terutama tentang diksi.
Jangan lupakan kata pepatah, ya. “Jika kita ingin mahir berbicara, maka kita harus menjadi pendengar yang baik. “ Nah, begitu pula dengan menulis puisi. Jika ingin mahir dalam menulis puisi, para pembaca di sini juga harus rajin menbaca puisi karya penulis yang lain, ya.
d. Temukan saat tepat untuk menulis
Setiap orang memiliki waktu -waktu terbaik dalam menulis yang berbeda. Ada yang memilih menulis puisi di malam hari, dengan alasan suasana lebih tenang dan terhindar dari hiruk pikuk, secara otomatis ide dalam menulis puisi juga mengalir lancar. Ada yang memilih waktu di saat senja. Senja merupakan saat yang pas untuk menetralkan pikiran, sehingga perihal romantisme alam bawah sadar meluncur santai menjadi larik-larik puisi.
Pembaca di sini dapat menentukan sendiri kapan pilihan waktu yang pas saat menulis puisi. Tergantung pada keinginan. Atau mungkin bisa jadi setiap saat adalah waktu yang tepat. Kapan inspirasi itu muncul, saat itulah menulis puisi.
e. Tentukan suasana baru
Suasana tak dapat dipisahkan dari kegiatan menulis puisi. Suasana yang mendukung juga akan berpengaruh pada mood atau suasana hati. Mulailah mencari cara untuk selalu bisa menemukan suasana baru. Mengunjungi tempat baru. Bertemu dengan hal-hal baru. Berkenalan dengan orang-orang yang belum pernah pembaca kenal sebelumnya. Mungkin beberapa hal tersebut dapat menumbuhkan rasa ingin menulis. Jangan lupa dicoba, ya!
f. Menulis puisi meski hanya satu kata
Satu bait puisi berawal dari satu larik puisi. Satu larik puisi berawal dari satu ide yang muncul dalam benak dan dideskripiskan dalam satu kata. Mulailah menulis meski hanya satu kata. Mulailah menerjemahkan apa yang ada di dalam pikiran ke dalam bentuk tulisan. Meski di awal diksi masih sangat minim, itu adalah tantangan yang harus dilalui. Semangat!!
Nah, demikian sedikit tips pengalaman menulis puisi yang sering dilakukan oleh author. Boleh jadi pembaca di sini memiliki kebiasaan yang berbeda dengan autho saat menulis puisi. Tapi yang pasti jangan sampai tidak menulis, ya. Menulis apapun, bukan hanya tentang puisi. Tetap semangat berkarya!
Gajah mati meninggalkan gading. Harimau mati meninggal taring. Manusia mati meninggalkan nama. Penulis mati meninggalkan karyanya.
Referensi:
https://www.kompasiana.com/amp/syaifulrahman/mengatur-mood-dalam-menulis_554856c8547b6188162523d2
Author: FRISKA MARLIA SUKARNO PUTRI, S.Pd